Jumat, 02 November 2012

Reaksi oksidatif senyawa hidrokarbon dan reaksi asam basa senyawa organik


1.      Reaksi pembakaran / Reaksi oksidasi
Reaksi pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas karbondioksida dan air. Sedangkan pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon monoksida dan air. Terjadinya pembakaran sempurna atau tidak sempuran tergantung pada perbandingan antara konsentrasi (kadar) senyawa hidrokarbon dengan konsentrasi (kadar) oksigen.

a.      Oksidasi Pada Alkana
Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, meskipun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi akan semakin sulit untuk dilakukan seiring dengan jumlah atom karbon yang bertambah. Rumus umum pembakaran adalah:
CnH2n+2 + (1.5n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nCO2
CH4   +   2O2           CO2 +  2H2O           

Ketika jumlah oksigen tidak cukup banyak, maka dapat juga membentuk karbon monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:
CnH(2n+2) + nO2 → (n+1)H2O + nCO
CH4 + 1.5O2 → CO + 2H2O

2.      Oksidasi Pada Alkena
Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.
C2H4 + 3O2         2 CO2 + 2 H2O
Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.
C2H4 + 2O2       2CO + 2 H2O

3.      Oksidasi Pada Alkuna
Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH=CH + 5O2        4CO2 + 2H2O

2.      Asam dan Basa Organik
Klasifikasi asam-basa pada senyawa organik pada umumnya mengikuti teori asam-basa Bronsted –Lowry. Penentuan kekuatan asam-basa dapat dilihat dari harga pKa atau pKb nya. Yang perlu diingat bahwa asam kuat akan menghasilkan basa konjugasi yang stabil, begitu juga sebaliknya akan lebih kompleks. Kebanyakan asam adalah netral, maka basa konjugasi dari sebagian besar asam bermuatan negatif, karena asam tersebut kehilangan proton.

Asam organik
Asam organik dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi positif. Terdapat dua macam asam organik, yang pertama adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom oksigen, seperti pada metil alkohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di mana atom karbon tersebut berikatan langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada aseton.
Metil alkohol mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat asam lemah, asam asetat juga memiliki ikatan O-H yang bersifat asam lebih kuat. Asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil alkohol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.
Keasaman aseton diperlihatkan dengan basa konjugat yang terbentuk distabilkan dengan resonansi. Dan lagi, datu dari bentuk resonannya menyetabilkan muatan negatif dengan memindahkanmuatan tersebut pada atom oksigen.

Basa Organik
Basa organik dicirikan dengan  adanya atom dengan pasangan elektron bebas yang dapat mengikat proton. Senyawa-senyawa yangmengandung atom nitrogen adalah  salah satu contoh basa organik,tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula bertindaksebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perludicatat bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapatbertindak sebagai asam maupun  basa, tergantung lingkungannya. Misalnya aseton dan metil alkohol dapat bertindak sebagai asamketika menyumbangkan proton, tetapi sebagai basa ketika atom oksigennya menerima proton.

Kamis, 18 Oktober 2012

Alkena



Alkena

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 2 (-C=C-). Rumus umumnya CnH2n


Sifat-sifat Alkena
  • Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
  • Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
  • Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
  • Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)
  • Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
Reaksi pada Alkena
a.      Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka alkena menghasilkan jelaga lebih banyak dari pada alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar karbon lebih tinggi dari pada alkana, sehingga pembakarannya menuntut lebih banyak oksigen. Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air.

b.     Adisi
Adisi adalah pengubahan ikatan tidak jenuh (rangkap) menjadi jenuh (tunggal), dengan cara menangkap atom-atom lain.
Zat-zat yang dapat oleh alkena adalah:
1.      Gas halogen
Adisi halogen menghasilkan halo alkana
CH3CH = CH2 + Br2          CH3CHBr-CH2Br
( propena → 1,2-dibromo propana )

2.      Gas Hidrogen (H2)
Adisi dengan hidrogen menggunakan katalis platina. Adisi alkena dengan hidrogen membentuk alkana.
CH2 = CH2 + H2         CH3- CH3 ( etena        etana )

3.      Asam Halida
Adisi hidrogen halida membentuk halo alkana.
CH2 = CHCH3 + HCl        CH3CHClCH3
( propena        2-khloro propana )

c.      Polimerisasi
Alkena, khususnya yang sederhana, dapat mengalami polimerisasi, yaitu penggabungan antar molekul membentuk molekul yang jauh lebih besar. Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi itu disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer. Contoh zat yang merupakan polimer alkena yaitu plastik dan karet. Plastik yang sering kita gunakan sebagai pembungkus atau sampul buku merupakan polimer dari etena, tali plastik dan botol kemasan air mineral merupakan polimer dari propena.

Tata nama Alkena
Tata nama alkena hampir  sama dengan penamaan pada Alkana dengan perbedaan :
  • Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang terpanjang. Nama rantai utama juga mirip dengan alkana dengan mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga pemilihan rantai atom C terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
  • Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan dihitung dari ujung  sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya terkecil.
  • Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan cabang rantai  utama.
Contoh  :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIc3W0C4rRk6vXCRN_K09zP4C_J6o9FH4Uo9l_aFO6nt-J36407PceWvWnNZH4Ltm8amvdkwHuQOdODKqxArmILWotXMxW0y_ExzMdpMfPt-CkB_pGiuTaU1bhYMQELoaE2jtfl5DwTBlG/s320/C6.bmp

menpunyai rantai utama :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjtIfPwG2ggbRiWnXJnTF6dGAr_FZhPa2swrF1zvLblJvzAYCY0wgd1lK4Qd1sNc8bYWAsjiB84uQryDJMNvVxTawUebal7xMXqKgmIeNVJhSFNeCEWozBlvuSqnpGUpf7ulmulnN6pR9o/s320/C7.bmp

penghitungan atom C pada rantai utama dimulai dari ikatan rangkap....sebelah kiri ikatan rangkap hanya ada satu pilihan sedangkan sebelah kanan ikatan rangkap ada dua pilihan yaitu lurus dan belokan pertama ke bawah....kedua2nya sama2 menambah 4 atom C namun bila belokan pertama kebawah hanya menghasilkan satu cabang sedangkan bila lurus menimbulkan dua cabang.
Jadi namanya       :   3 etil 4 metil 1 pentena 

1 pentena dapat diganti dengan n-pentena atau khusus ikatan rangkap di nomor satu boleh tidak ditulis....sehingga namanya cukup : pentena. Nomor cabang diurutkan sama dengan urutan nomor ikatan rangkapnya. Pada soal di atas dari ujung sebelah kanan....

Kegunaan Alkena  
  • Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
  • Untuk memasakkan buah-buahan
  • bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.