Kamis, 18 Oktober 2012

Alkena



Alkena

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 2 (-C=C-). Rumus umumnya CnH2n


Sifat-sifat Alkena
  • Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
  • Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
  • Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
  • Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)
  • Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
Reaksi pada Alkena
a.      Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka alkena menghasilkan jelaga lebih banyak dari pada alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar karbon lebih tinggi dari pada alkana, sehingga pembakarannya menuntut lebih banyak oksigen. Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air.

b.     Adisi
Adisi adalah pengubahan ikatan tidak jenuh (rangkap) menjadi jenuh (tunggal), dengan cara menangkap atom-atom lain.
Zat-zat yang dapat oleh alkena adalah:
1.      Gas halogen
Adisi halogen menghasilkan halo alkana
CH3CH = CH2 + Br2          CH3CHBr-CH2Br
( propena → 1,2-dibromo propana )

2.      Gas Hidrogen (H2)
Adisi dengan hidrogen menggunakan katalis platina. Adisi alkena dengan hidrogen membentuk alkana.
CH2 = CH2 + H2         CH3- CH3 ( etena        etana )

3.      Asam Halida
Adisi hidrogen halida membentuk halo alkana.
CH2 = CHCH3 + HCl        CH3CHClCH3
( propena        2-khloro propana )

c.      Polimerisasi
Alkena, khususnya yang sederhana, dapat mengalami polimerisasi, yaitu penggabungan antar molekul membentuk molekul yang jauh lebih besar. Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi itu disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer. Contoh zat yang merupakan polimer alkena yaitu plastik dan karet. Plastik yang sering kita gunakan sebagai pembungkus atau sampul buku merupakan polimer dari etena, tali plastik dan botol kemasan air mineral merupakan polimer dari propena.

Tata nama Alkena
Tata nama alkena hampir  sama dengan penamaan pada Alkana dengan perbedaan :
  • Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang terpanjang. Nama rantai utama juga mirip dengan alkana dengan mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga pemilihan rantai atom C terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
  • Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan dihitung dari ujung  sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya terkecil.
  • Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan cabang rantai  utama.
Contoh  :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIc3W0C4rRk6vXCRN_K09zP4C_J6o9FH4Uo9l_aFO6nt-J36407PceWvWnNZH4Ltm8amvdkwHuQOdODKqxArmILWotXMxW0y_ExzMdpMfPt-CkB_pGiuTaU1bhYMQELoaE2jtfl5DwTBlG/s320/C6.bmp

menpunyai rantai utama :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjtIfPwG2ggbRiWnXJnTF6dGAr_FZhPa2swrF1zvLblJvzAYCY0wgd1lK4Qd1sNc8bYWAsjiB84uQryDJMNvVxTawUebal7xMXqKgmIeNVJhSFNeCEWozBlvuSqnpGUpf7ulmulnN6pR9o/s320/C7.bmp

penghitungan atom C pada rantai utama dimulai dari ikatan rangkap....sebelah kiri ikatan rangkap hanya ada satu pilihan sedangkan sebelah kanan ikatan rangkap ada dua pilihan yaitu lurus dan belokan pertama ke bawah....kedua2nya sama2 menambah 4 atom C namun bila belokan pertama kebawah hanya menghasilkan satu cabang sedangkan bila lurus menimbulkan dua cabang.
Jadi namanya       :   3 etil 4 metil 1 pentena 

1 pentena dapat diganti dengan n-pentena atau khusus ikatan rangkap di nomor satu boleh tidak ditulis....sehingga namanya cukup : pentena. Nomor cabang diurutkan sama dengan urutan nomor ikatan rangkapnya. Pada soal di atas dari ujung sebelah kanan....

Kegunaan Alkena  
  • Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
  • Untuk memasakkan buah-buahan
  • bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

Jumat, 12 Oktober 2012

Minyak Bumi



A.     PEMBENTUKAN MINYAK BUMI
Minyak bumi terbentuk dari hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan-hewan yang tertimbun dalam kerak bumi selama jutaan tahun. Organisme yang mati mengalami pembusukan oleh jasad renik (mikroorganisme), lalu terpendam dalam lapisan kulit bumi. Di bawah pengaruh suhu dan tekanan tinggi, material organik itu berubah menjadi minyak bumi yang terkumpul dalam pori-pori batu kapur. Dengan adanya aksi kapiler, minyak bumi bergerak perlahan-lahan ke atas. Jika gerakan ini terhalang oleh batuan yang tidak berpori, terjadilah penumpukan (akumulasi) minyak dalam batuan tersebut. Itulah sebabnya minyak bumi disebut juga petroleum (bahasa latin: petrus = batu; oleum = minyak). Jika penumpukan minyak bumi ini banyak jumlahnya dan menguntungkan, maka minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran.

B.     KOMPONEN MINYAK BUMI
Minyak bumi tersusun dari campuran hidrokarbon, diantaranya yaitu alkana, sikloaalkana, hidrokarbon aromatik, belerang, nitrogen, oksigen, karbon dioksida (CO2), dan hidrogen sulfida (H2S). Akan tetapi komponen utama minyak bumi adalah alkana dan sikloalkana.

C.     PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi berada di bawah permukaan bumi, biasanya berada diantara 3-4 Km di bawah permukaan. Oleh karena itu, untuk mengambil minyak bumi dilakukan pengeboran. Namun, minyak bumi hasil pengeboran belum dapat langsung digunakan. Minyak bumi hasil pengeboran biasa disebut crude oil (minyak mentah). Minyak mentah berupa cairan kental hitam dan berbau tidak sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan karena terdiri atas lebih dari 500 senyawa. Agar dapat dimanfaatkan, tiap komponen minyak mentah harus dipisahkan. Pemisahan itu disebut refining (kilang).
            Tahap pertama pemisahan ialah distilasi atau penyulingan yang merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya, yang disebut proses distilasi bertingkat. Mula-mula minyak mentah dipanaskan pada suhu 400°C, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksinasi. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tertinggal sebagai cairan, sedangkan komponen yang memiliki titik didih rendah akan menguap dan naik ke atas melalui sungkup-sungkup. Sungkup-sungkup itu berbentuk mirip dengan gelembung sehingga disebut menara gelembung.
Menara destilasi
           







                                                           
Menara destilasi

Syarat utama agar terjadinya proses destilasi adalah adanya perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap. Dengan demikian apabila komposisi fase cair dan face uap sama maka proses destilasi tidak mungkin dilakukan. Proses destilasi pada kilang minyak bumi merupakan pengolahan secara fisika yang primer sebagai awal dari semua proses memproduksi BBM (Bahan Bakar Minyak).

D.    FRAKSI MINYAK BUMI
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:

Fraksi
Ukuran Molekul
Titik Didih (oC)
Kegunaan
Gas
C1 – C5
-160 – 30
Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
Petoleum eter
C5 – C7
30 – 90
Pelarut, binatu kimia (dry cleaning)
Bensin (gasoline)
C5 – C12
30 - 200
Bahan baka motor
Kerosin, minyak diesel/solar
C12 - C18
180 – 400
Baha bakar mesin diesel, bahan bakar industi, untuk cracking
Minyak pelumas
C16 ke atas
350 ke atas
Pelumas
Parafin
C20 ke atas
Za padat dengan titik cai rendah
Lilin dan lain-lain
aspal
C25 ke atas
residu
Baha bakar dan untuk pelapis jalan raya